DOA SEBAGAI PELENGKAP TERAPI MEDIS

Dadang HAWARI

Bagian Psikiatri, Fakultas Kedokteran UI

Firman Allah dalam surah Asy Syua’ara, ayat 80 :

Waidzaa-maridltu fahuwa yasyfi-ni

artinya " Dan bila aku sakit Dia-lah yang menyembuhkan"(Q.S. 26:80).

 

Dipandang dari sudut kedokteran jiwa/kesehatan jiwa, doa mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam; yang tidak kalah pentingnya dengan psikoterapi psikiatrik. Doa dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme, yang amat esensial bagi penyembuhan suatu penyakit di samping obat dan tindakan medis.

Diramalkan suatu saat dokter tidak hanya menuliskan obat di atas kertas resep, tetapi juga doa (Matthews, 1996). Dari 212 studi ternyata 75% responden menyatakan bahwa doa memperlihatkan pengaruh positif pada pasien. Dari 393 pasien jantung diberikan terapi doa (selain terapi medis) secara acak; hasilnya membuktikan bahwa pada mereka yang memperoleh tambahan terapi doa, risiko komplikasi amat kecil (Levin, 1996). Survey yang dilakukan oleh CNN, Time, USA Weekend (1996), menyatakan bahwa 70% pasien percaya bahwa doa dapat membantu mereka dalam penyembuhan. Doa ternyata dapat memperkecil risiko kematian karena jantung koroner 50%, Cirrhosis Hepatitis 74%, emphysema 56%, dan bunuh diri 53% (Comstock, 1972).

Dari berbagai studi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa TERAPI MEDIS TANPA DOA, TIDAK LENGKAP; DOA TANPA TERAPI MEDIS, TIDAK EFEKTIF (Snyderman, 1996).

Pernyataan Snyderman tersebut sesuai dengan ajaran agama (Islam), bahwa untuk menyembuhkan suatu penyakit hendaklah berobat pada ahlinya (dokter), selain doa yang dimunajatkan kepada Allah SWT.

Jl. Tebet Barat I (Perum Tebet Mas Indah E-5)

Jakarta Selatan 12810