PERBEDAAN WAKTU HILANGNYA "RESTING TREMOR PARKINSONISME TERINDUKSI OBAT" ANTARA PASIEN GANGGUAN SKIZOFRENIK PEROKOK DENGAN TIDAK YANG DITERAPI TRIHEKSIFENIDIL

A. Aprianto Oetomo, B. Handoko D., H. Mawardi

Pendahuluan

Efek samping obat anti psikosis yang mengenai susunan saraf pusat dan berupa gangguan motorik yang sering kali timbul adalah resting tremor parkinsonisme. Keadaan tersebut sering mengganggu kenyamanan pasien sehingga menghentikan pengobatan; hal ini akan memperburuk prognosis penyakitnya. Resting tremor parkinsonisme terinduksi obat timbul oleh karena penurunan fungsi dopaminergik pusat. Beberapa literatur menyatakan bahwa rokok sigaret yang mengandung nikotin, mengakibatkan pelepasan dopamin pada striatum.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan membandingkan waktu hilangnya resting tremor parkinsonisme (sejak timbul sampai hilangnya resting tremor parkinsonisme setelah diterapi triheksifenidil) antara pasien gangguan skizofrenik perokok dengan tidak.

Sampel dan metode

Sampel terdiri 19 pasien gangguan skizofrenik (memenuhi kriteria diagnosis PPDGJ II), yang dirawat di ruang Jiwa C RSUD Dr. Sutomo Surabaya, mendapat terapi Haloperidol, serta merokok kretek, kontrol terdiri 18 pasien gangguan skizofrenik (memenuhi kriteria PPDGJ II), dirawat di tempat yang sama, mendapat terapi haloperidol, tidak merokok. Observasi dilakukan sejak timbulnya gejala resting tremor parkinsonisme dan langsung diberikan terapi triheksifenidil sampai hilangnya gejala tersebut, baik pada kelompok sampel maupun kontrol. Alat bantu penelitian berupa kuesioner untuk mencatat data dasar pasien, kapan mulai timbul sampai hilangnya gejala resting tremor parkinsonisme, dosis triheksifenidil yang diberikan, jumlah rokok yang dikonsumsi pasien per hari (1 s.d. 10 batang, 11 s.d. 20 batang, lebih dari 20 batang). Diagnosis klinis resting tremor parkinsonisme terinduksi obat ialah tremor pada saat istirahat akibat pemakaian obat anti psikosis (haloperidol). Metode pada penelitian ini adalah komparatif yang dilakukan secara longitudinal, dengan skala interval, dengan pengujian parametrik. Untuk membandingkan waktu hilangnya resting tremor parkinsonisme antara kelompok sampel dengan kontrol digunakan uji t bebas, perbedaan bermakna bila p < 0.05. Untuk menentukan hubungan digunakan analisis korelasi dan regresi baik sederhana ataupun ganda, hubungan bermakna apabila p < 0.05.

Hasil

Dengan Uji t bebas diperoleh perbedaan waktu hilangnya resting tremor parkinsonisme antara kelompok sampel (1,7895 + 0,855 hari) dengan kontrol (3,5561 + 0,873 hari), dimana p=0.000. Dengan analisis korelasi dan regresi sederhana ataupun ganda diperoleh hubungan antara jumlah rokok yang dikonsumsi per hari dengan waktu hilangnya resting tremor parkinsonisme dengan p=0.000.

Kesimpulan

Waktu hilangnya resting tremor parkinsonisme kelompok gangguan skizofrenik perokok lebih cepat secara bermakna(p < 0.05) dibanding kelompok bukan perokok. Juga terdapat hubungan negatif ( p < 0.05) antara jumlah rokok yang dikonsumsi dengan cepat hilangnya resting tremor parkinsonisme terinduksi obat. Di samping itu makin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi makin sedikit dosis total triheksifenidil yang diperlukan.

Pondok Jati BA-3 Sidoarjo 61252

Tel. 031 895 1163