HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KETAATAN BERIBADAH DENGAN DERAJAT KECEMASAN PASIEN POLIKLINIK JIWA RSUP DR. SARDJITOYOGYAKARTA

Tri Rini BS, Soewadi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya gangguan jiwa termasuk di dalamnya kelompok gangguan cemas lainnya yang didiagnosis berdasarkan PPDGJ III. Faktor tersebut adalah faktor bio-psiko-sosial. Yang termasuk dalam faktor sosial di antaranya adalah faktor agama, yang lebih khusus adalah ketaatan dalam menjalankan ibadah.

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk membuktikan adanya korelasi ketaatan beribadah terhadap kecemasan serta mengetahui kemaknaan korelasi tersebut; 2) membuktikan apakah ada perbedaan yang bermakna antara ketaatan beribadah subyek yang diteliti dengan ketaatan beribadah pada kontrol; 3) di antara faktor stresor psikososial dan faktor ketaatan beribadah, manakah yang dominan korelasinya terhadap derajat kecemasan juga dicari dalam penelitian ini.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah potong lintang terhadap 30 pasien yang datang pertama kali di Poliklinik Jiwa RSUP DR Sarjito dengan diagnosa yang masuk dalam kategori Gangguan Cemas lainnya berdasarkan PPDGJ III. Subyek diberi inventori ketaatan beribadah, stresor yang dialami dalam 6 bulan terakhir , T MAS dan tiga puluh kontrol diberi inventori ketaatan beribadah dan kriteria sehat Goldberg. Data dianalisa dengan Pearson’s Correlation dan kemaknaan dengan Chi-square serta dominasi variabel dengan Multiple Regresi Linear.

Hasil: ada perbedaan yang bermakna antara kontrol dan subyek dalam derajat ketaatan beribadah, ada korelasi yang bermakna antara ketaatan beribadah dengan kecemasan sebesar r = - 0,4926 dengan p = 0,0028; ketaatan beribadah mempunyai pengaruh sebesar 38% sedangkan stresor psikososial mempunyai pengaruh 4%.

Kesimpulan: dalam penelitian ini terbukti bahwa ketaatan beribadah mempunyai korelasi negatif terhadap derajat kecemasan secara bermakna, yang berarti makin rendah ketaatan beribadah maka makin tinggi derajat kecemasannya; dan derajat ketaatan beribadah antara kontrol dan subyek berbeda secara bermakna; ketaatan beribadah mempunyai pengaruh lebih besar terhadap derajat kecemasan dibanding stresor psikososial yang dialami dalam 6 bulan terakhir.

Saran: Karena penelitian ini sifatnya pendahuluan, maka diharapkan kelak ada instrumen yang baku untuk menentukan derajat ketaatan beribadah; sehingga bisa dipergunakan sebagai instrumen yang valid dan reliabel untuk penelitian lanjut.

 

 

Kata kunci: psikososial-cemas

Bagian Psikiatri/Lab. Psikiatri FK UGM/RSUP DR. Sardjito

Jl. Kesehatan 1, Yogyakarta