HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI BANGKITAN DAN LAMA SAKIT DENGAN PSIKOPATOLOGI PADA PENDERITA EPILEPSI DENGAN BANGKITAN TONIK-KLONIK

BHR Kairupan

Telah dilakukan studi kros-seksional untuk menentukan profil psikopatologi penderita epilepsi dengan bangkitan tonik-klonik di Poliklinik Saraf FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, sejak bulan Februari hingga Mei 1996. Sebanyak 135 individu (71 pria dan 64 wanita) berusia 18-55 tahun telah berpartisipasi untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan onset dan frekuensi bangkitan, lama sakit, serta status mental emosional mereka.

Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara psikiatrik, kuesioner identitas dan data demografi, kuesioner latar belakang penyakit, dan kuesioner Symptom Check List-90 (SCL-90) yang meliputi 9 skala (total, depresi, ansietas, obsesif-kompulsif, fobia, somatisasi, sensitivitas interpersonal, hostilitas, paranoid, psikosis dan tambahan).

Hasil penelitian membuktikan bahwa frekuensi bangkitan berkorelasi positif dengan semua skala SCL-90, sedangkan lama sakit berkorelasi negatif dengan skala somatisasi. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa semakin sering terjadi bangkitan, semakin banyak gejala psikopatologi; dan semakin lama seseorang menderita sakit, semakin kurang gejala somatisasi.